Peluk Hangat Dari Sukabumi

#bedebah- Sukabumi, 14/10. Tepat pukul 10 pagi waktu disini, pesawat yang di tumpangi Zilenk dan Yuda dari Jakarta mendarat di  Bandara Samratulangi, Mando. Kota ini akan menjadi kota pertama mereka berkegiatan sebagai aktivis dan pembela hak para korban napza serta menjadi penjangkau dan pendamping para pengidap hiv/aids di sukabumi.

Saat ini ke dua sahabat baik saya itu terlibat dalam sebuah NGO bernama PKNI (persaudaraan korban nafza indonesi) sebuah Lembaga non profit bergerak tanpa menggunakan dana pemerintah dan memiliki jejaring luas di dunia internasional untuk isu yang sama.

Jauh sebelum mereka berangkat, secara pribadi Yuda dan Zilenk dalam sebuah obrolan sore ditemani secangkir kopi di pematang sawah dekat rumah saya, pernah saling terbuka membahas masalah ini. Mulai dari tren narkoba baru yang terus saja membombardir negara kita, sampai masalah pribadi tentang kemampuan diri kita untuk tidak kembali atau setidaknya mengurangi konsumsi candu tersebut dan banyak hal lain.

Obrolan juga menyasar sikap Polisi yang terkesan dengan mudah menangkap dan memenjarakan para pengguna yang terjaring atau memang telah sengaja di target. Tes urin seakan jadi lampu hijau untuk langsung melempar mereka kedalam sel pengap. Padahal kita semua tahu ada tahapan dan prosedur serta batasan jelas untuk memproses para pengguna, dan kita yakin penjara bukanlah solusi yang baik. Belum lagi beragam permasalahan yang dihadapi para pengguna narkoba di daerah di luar jawa. 

Hingga saat ini teman teman di luar jawa masih sering sekali menghadapi diskriminasi pada saat mereka berusaha berkonsultasi atau pada saat menjalani terapi obat untuk mengurangi efek candunya. Ketersediaan obat dan harga yang tidak merata dan yang paling berat adalah menghadapi Stigma buruk. Yang diterapkan oleh masyarakat juga oleh penegak hukum, seakan para pecandu hanyalah sampah yang lebih baik dimusnahkan dari pada harus di daur rupa.

Apapun yang mereka lakukan selama perjalanan seminggu di Manado dan sekitarnya, mampu menjadi angin segar bagi para pecandu/ pengguna. Bagaimanapun buruknya kita menurut pendapat masyarakat umum, kita tetaplah manusia Indonesia yang hidup dan hak hidupnya dilindungi oleh undang undang.

Maaf jika tulisan ini terasa dangkal dan hanya mengulas permukaanya saja, mungkin nanti setelah mereka kembali dan berbagi cerita, akan ada sudut pandang baru, ide, solusi atau mungkin saja kebijakan pemerintah yang mampu kita kritisi hingga membuat ruang gerak kita semakin luas, semakin bebas menyeruakan ketidak adilan yang terjadi selama ini tanpa takut dijadikan target penangkapan aparat.

Long live PKNI panjang umur persaudaraan
#pkni #sukabumi #bedebah

Comments

Popular posts from this blog

Intoleransi Mimpi Buruk Bagi Bangsa Yang Majemuk

Man Jasad, Bangsa Kita Tak Lagi Mengenal Jati Dirinya

KARASUKAN, Dalam Catatan Jurnal Budaya #bedebah